Thursday, August 7, 2014

Matera

Matera

Kota ini terletak di region Basilicata, Italia. Matera terkenal dengan "sassi"nya, yaitu rumah-rumah gua yang dibangun di lereng bukit berbatu dan ditinggali sejak 7000 tahun yang lalu. Warga penghuni rumah gua ini hidup rukun dan tolong-menolong dengan tetangganya. Seiring berjalannya waktu teknologinya semakin maju. Mereka mempunyai satu tempat penampungan air bawah tanah (cistern) sebagai sumber air bersama, dan satu tempat penyimpanan salju bawah tanah, untuk digunakan di musim panas yang sangat terik. Selain itu mereka juga membangun satu gereja, dan aula (terbuat dari gua alami) untuk tempat bersosialisasi bagi warga.
 
Cistern

Gereja

Pada 1950-an akibat kondisi ekonomi yang buruk, warga yang tinggal di rumah-rumah gua ini adalah orang-orang miskin. mereka tinggal di dalam gua berukuran sekitar 16m persegi, dengan satu pintu dan jendela kecil untuk jalan keluar masuk udara. Di dalam gua tak bersekat itu, tinggal satu keluarga, dengan jumlah anak yang banyak dan juga binatang ternak (kuda, ayam, babi dsb.). Di dalam rumah tersebut juga tidak ada fasilitas MCK, hanya ada sebuah tong kecil di samping tempat tidur sebagai pengganti WC. Kondisi rumah yang tidak sehat menyebabkan angka kematian anak hingga 50%. Pada tahun 50-an juga terjadi wabah malaria di Matera. Akibatnya pemerintah memindahkan sekitar 50ribu penduduk ke tempat yang lebih layak, dan kawasan tersebut terlupakan hingga awal 90-an.
 
Rumah gua

Jendela

wc

Saat ini Sassi Matera dijadikan salah satu tempat yang masuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO. Pariwisata di kota ini mulai dikembangkan, dan misinya adalah Matera menjadi kota pusat budaya Eropa pada tahun 2019. Rumah-rumah gua tersebut sekarang sebagian besar sudah dipugar, berubah fungsi menjadi hotel, cafe dan tempat tinggal. Tapi masih ada juga sebagian rumah yang ditinggalkan kosong tak berpenghuni.

Kami berkunjung ke Matera pada tanggal 1 Agustus 2014. Kami memilih bari sebagai tempat menginap karena relatif dekat dengan Matera dan harga hotel di Bari lebih murah. Hotel-hotel di Matera memang lebih mahal, namun mereka menawarkan keunikan pengalaman bermalam di rumah-rumah gua yang sudah disulap menjadi hotel.

Kami menggunakan kereta FAL dari Bari tujuan Matera Sud. Waktu perjalanan sekitar 1,5 jam. Namun, selama perjalanan penumpang harus waspada dengan pengumuman dari crew kereta api, karena bisa saja kita harus pindah gerbong atau pindah kereta di stasiun tertentu. Bagi penumpang yang tidak biasa menempuh rute ini memang akan cukup membingungkan, apalagi pengumumannya juga dalam bahasa Italia. Tipsnya adalah sering-seringlah bertanya agar tidak terbawa ke tujuan yang salah. Jangan lupa menikmati pemandangan dari kereta, karena rute  yang dilalui membelah kebun zaitun hampir di sepanjang perjalanan.

Sesampai di Matera Centrale, kami mendatangi kantor informasi wisata yang terletak di sebelah stasiun. Di kantor ini kami mendapatkan sedikit penjelasan dan peta Matera dengan Cuma-Cuma. Namun, jika yang didatangi adalah kantor agen pemandu wisata (yang tidak jauh dari stasiun juga), maka kita akan ditawari paket wisata dengan pemandu, atau peta Matera dengan harga 2 euro. Dari stasiun kami berjalan sekitar 10 menit menuju ke komplek Sassi Maera dengan mengikuti papan petunjuk arah berwarna coklat yang bertuliskan “I sassi”

Di dalam komplek Sassi, kita dapat mengeksplorasi dengan mengikuti tiga jalur wisata yang ada di peta, jalur oranye, kuning dan merah. Kami memilih jalur oranye dan kuning karena jalur tersebut melewati hampir semua view point untuk mengambil gambar dengan landscape yang bagus. Walaupun berbekal peta, tapi kami tetap saja nyasar dan berputar-putar naik turun tangga hehe.. Selagi masih ada tenaga dan waktu, sebenarnya nyasar di komplek sassi itu menyenangkan. Karena, kita bisa “blusukan” sambil menikmati pemandangan yang unik di setiap sudutnya.

Objek yang menarik untuk dimasuki adalah Cistern dan Casa Grota. Tiket masuknya masing-masing adalah 3 dan 2 euro untuk orang dewasa. Di dalam Cistern kita bisa melihat dan mendapat penjelasan tentang teknologi penyimpanan dan penyaluran air zaman dulu yang digunakan penduduk sassi. Sedangkan di Casa Grota, sebuah rumah gua yang interiornya diisi sesuai dengan kondisi kehidupan masyarakat I sassi pada tahun 50-an. Dengan begitu kita lebih bisa membayangkan keseharian mereka hidup di rumah gua tersebut.


Bagi saya pemandangan yang paling berkesan adalah bukit-bukit berbatu, dengan lembah yang mengalir sungai kecil di dasarnya. HIngga saat meninggalkan Matera pun saya tidak bosan-bosan memandangnya. Keindahannya tidak dapat dilukikskan bahkan lewat foto. MasyaAllah…







No comments:

Post a Comment