 |
Matera |
Kota ini terletak di region Basilicata, Italia. Matera terkenal dengan "sassi"nya, yaitu
rumah-rumah gua yang dibangun di lereng bukit berbatu dan ditinggali sejak 7000
tahun yang lalu. Warga penghuni rumah gua ini hidup rukun dan tolong-menolong
dengan tetangganya. Seiring berjalannya waktu teknologinya semakin maju. Mereka
mempunyai satu tempat penampungan air bawah tanah (cistern) sebagai sumber air
bersama, dan satu tempat penyimpanan salju bawah tanah, untuk digunakan di
musim panas yang sangat terik. Selain itu mereka juga membangun satu gereja, dan
aula (terbuat dari gua alami) untuk tempat bersosialisasi bagi warga.
 |
Cistern |
 |
Gereja |
Pada 1950-an
akibat kondisi ekonomi yang buruk, warga yang tinggal di rumah-rumah gua ini
adalah orang-orang miskin. mereka tinggal di dalam gua berukuran sekitar 16m
persegi, dengan satu pintu dan jendela kecil untuk jalan keluar masuk udara. Di
dalam gua tak bersekat itu, tinggal satu keluarga, dengan jumlah anak yang
banyak dan juga binatang ternak (kuda, ayam, babi dsb.). Di dalam rumah
tersebut juga tidak ada fasilitas MCK, hanya ada sebuah tong kecil di samping
tempat tidur sebagai pengganti WC. Kondisi rumah yang tidak sehat menyebabkan
angka kematian anak hingga 50%. Pada tahun 50-an juga terjadi wabah malaria di Matera. Akibatnya pemerintah
memindahkan sekitar 50ribu penduduk ke tempat yang lebih layak, dan kawasan
tersebut terlupakan hingga awal 90-an.
 |
Rumah gua |
 |
Jendela |
 |
wc |
Saat ini
Sassi Matera
dijadikan salah satu tempat yang masuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO.
Pariwisata di kota ini mulai dikembangkan, dan
misinya adalah Matera menjadi kota pusat budaya Eropa pada tahun 2019. Rumah-rumah
gua tersebut sekarang sebagian besar sudah dipugar, berubah fungsi menjadi
hotel, cafe dan tempat tinggal. Tapi masih ada juga sebagian rumah yang ditinggalkan
kosong tak berpenghuni.
Kami
berkunjung ke Matera
pada tanggal 1 Agustus 2014. Kami memilih bari
sebagai tempat menginap karena relatif dekat dengan Matera
dan harga hotel di Bari
lebih murah. Hotel-hotel di Matera
memang lebih mahal, namun mereka menawarkan keunikan pengalaman bermalam di
rumah-rumah gua yang sudah disulap menjadi hotel.
Kami
menggunakan kereta FAL dari Bari
tujuan Matera Sud. Waktu perjalanan sekitar 1,5 jam. Namun, selama perjalanan
penumpang harus waspada dengan pengumuman dari crew kereta api, karena bisa
saja kita harus pindah gerbong atau pindah kereta di stasiun tertentu. Bagi
penumpang yang tidak biasa menempuh rute ini memang akan cukup membingungkan,
apalagi pengumumannya juga dalam bahasa Italia. Tipsnya adalah sering-seringlah
bertanya agar tidak terbawa ke tujuan yang salah. Jangan lupa menikmati
pemandangan dari kereta, karena rute yang dilalui membelah kebun zaitun hampir di
sepanjang perjalanan.
Sesampai
di Matera Centrale, kami mendatangi kantor informasi wisata yang terletak di
sebelah stasiun. Di kantor ini kami mendapatkan sedikit penjelasan dan peta Matera dengan Cuma-Cuma. Namun,
jika yang didatangi adalah kantor agen pemandu wisata (yang tidak jauh dari
stasiun juga), maka kita akan ditawari paket wisata dengan pemandu, atau peta Matera dengan harga 2
euro. Dari stasiun kami berjalan sekitar 10 menit menuju ke komplek Sassi Maera
dengan mengikuti papan petunjuk arah berwarna coklat yang bertuliskan “I sassi”
Di dalam
komplek Sassi, kita dapat mengeksplorasi dengan mengikuti tiga jalur wisata
yang ada di peta, jalur oranye, kuning dan merah. Kami memilih jalur oranye dan
kuning karena jalur tersebut melewati hampir semua view point untuk mengambil
gambar dengan landscape yang bagus. Walaupun berbekal peta, tapi kami tetap
saja nyasar dan berputar-putar naik turun tangga hehe.. Selagi masih ada tenaga
dan waktu, sebenarnya nyasar di komplek sassi itu menyenangkan. Karena, kita
bisa “blusukan” sambil menikmati pemandangan yang unik di setiap sudutnya.
Objek
yang menarik untuk dimasuki adalah Cistern dan Casa Grota. Tiket masuknya
masing-masing adalah 3 dan 2 euro untuk orang dewasa. Di dalam Cistern kita
bisa melihat dan mendapat penjelasan tentang teknologi penyimpanan dan
penyaluran air zaman dulu yang digunakan penduduk sassi. Sedangkan di Casa
Grota, sebuah rumah gua yang interiornya diisi sesuai dengan kondisi kehidupan
masyarakat I sassi pada tahun 50-an. Dengan begitu kita lebih bisa membayangkan
keseharian mereka hidup di rumah gua tersebut.
Bagi saya
pemandangan yang paling berkesan adalah bukit-bukit berbatu, dengan lembah yang
mengalir sungai kecil di dasarnya. HIngga saat meninggalkan Matera pun saya tidak bosan-bosan
memandangnya. Keindahannya tidak dapat dilukikskan bahkan lewat foto. MasyaAllah…