
Sejujurnya ketika masih berdomisili di Indonesa, saya tidak terlalu perhatian terhadap kehalalan makanan, terutama untuk makanan non kemasan yang tentunya tidak berlabel halal. Saya hanya berpegang pada prinsip husnuzhan (berbaik sangka), bahwa emang tukang Bakso yang ini, atau Mas tukang sate yang itu insyaAllah menggunakan komposisi yang halal untuk produk dagangannya. Serta merta dengan mengucapkan bismillah makanan tersebutpun ludes disantap hanya dalam beberapa menit.
Ketika pindah ke tanah "kumpeni" ini, ternyata mencari makanan halal tidaklah mudah. Apalagi ketika baru saja datang ke sini, komunitas muslim yang ada di Belanda ini sudah membekali kami dengan sebuah lijst ingredienten yang terlalrang, atau setidaknya meragukan untuk dimakan bagi seorang muslim. Berikut ini adalah lijst ingredienten terlarang yang saya dapatkan, dan semestinya kode-kode ini dipakai seragam di negara-negara Uni Eropa.