Wednesday, October 28, 2009

Musim Gugur




Ini adalah musim gugur pertama dalam hidupku.orang inggris menyebutnya autumn sedangkan orang Belanda menyebutnya herfst.

Maklumlah, sebagai sebagai seorang yang terlahir di negara tropis, aku hanya mengenal dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Tapi sebenarnya masih ada musim lainnya di negara tropis, yaitu musim mangga, musim duren,dan musim rambutan. Lain halnya dengan padang kota kelahiranku, kota ini mengenal dua musim lain yang berbeda lagi, yaitu musim panas dan musim panas sekali, fyuhh..

Aku merasakan begitu banyak fenomena yg menakjubkan selama musim gugur ini.Salah satunya adalah dedaunan yang setiap hari berubah warnanya. Mulai dari hijau kemudian menguning, kemudian coklat, lalu gugur. Ada juga dedaunan yang mengalami fase perubahan warna menjadi merah. Subhanallah indahnya..

Perubahan warna dedaunan yang indah ini memberikan hiburan dan membuat para manusia terlena, sehingga dapat melupakan perubahan suhu yang senakin hari senakin dingin tentunya. Subhanallah, bersama kesulitan itu ada kemudahan. Bersama sesuatu yang tidak mengenakkan itu, ada keindahan.

Ciri khas musim gugur adalah banyak angin dan banyak hujan.Kebanyakan orang, termasuk aku, tidak terlalu suka dengan dua hal tersebut. Namun, hujan dan angin sangat bermanfaat bagi para tumbuhan yang sedang berguguran dedaunannya.

Angin yang bertiup kencang, memberikan kemudahan kepada dedaunan untuk berguguran dari tampuknya. Begitu pula halnya dengan biji-bjian, yang ingin segera bertemu dengan tanah, akan sangat mudah beterbangan kemudian mendarat di tempat-tempat yang nyaman bagi mereka untuk menempuh masa dormannya selama musim dingin, dan menanti masa persemaiannya di musim semi yang akan datang.

Ini merupakan mekanisme yang diciptakan agar tumbuhan tetap dapat menjaga kelestarain jenisnya, ketika akan memasuki musim dingin yang kurang bersahabat. Andai kata pada musim dingin sang induk tidak dapat bertahan hidup, maka ia telah sempat meninggalkan benih keturunannya yang dengan izin Allah akan tumbuh kembali pada musim semi.

Hujan membasahi tanah dan dedaunan yang berguguran. Hal ini mungkin juga dapat mempercepat proses pembusukan daun-daun yang berguguran di atas tanah. Namun, ada hal yang berbeda antara hujan di Belanda dengan di Indonesia, hujan di Belanda hanya seperti shower yang mengalir dengan lembutnya. Mungkin itulah sebabnya di Belanda tidak ada syair lagu "tik.. tik.. tik.. bunyi hujan di atas genting, airnya turun tidak terkira..."

Subhanallah.. begitulah cara Allah SWT mengatur dan memelihara alam semesta ini, dengan sangat telitinya tanpa ada yang terlewatkan. [SA]







No comments:

Post a Comment